Makin banyak perumahan yang memakai rangka baja ringan karena kayu berkualitas kian mahal dan susah didapat.

PT Jaindo Metal Industries yang berpusat di Bandung (Jawa Barat), memang sudah sejak 1997 memasarkan sistem rangka baja ringan dengan nama J-Steel. Tapi, pemakaian baja ringan sebagai sistem rangka atap baru populer lima tahun terakhir. Adalah PT BlueScope Lysaght, produsen baja ringan asal Australia dengan poduk Smartruss, yang intens menyosialisasikannya sejak awal 2000-an, diikuti PT Pryda Indonesia (juga dari Australia) dengan produk Steelfast.

Kini pasar rangka baja ringan sudah diramaikan banyak pemain. Sebutlah Global Steel dan Universal Truss (PT Graha Mitra Gita), Kruptruss (PT Kohler Metal Industry), Steeltruss (PT Alsun Suksesindo), Karangpilang Truss (Karangpilang), dan Lafarge Roofing. Dua yang terakhir sebelumnya dikenal sebagai produsen genteng. Umumnya fokus mereka memang masih terbatas pada rangka atap (kuda-kuda).

 

Belum semua perumahan memakai rangka atap baja ringan. Sebagian masih menggunakan kayu. Tapi, pemakaian baja ringan melaju amat cepat. Hanya dalam lima tahun, sekitar 40 persen perumahan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah beralih memakainya. Jabodetabek harus disebut karena kapitalisasi bisnis perumahannya terbilang paling besar, diperkirakan sekitar 70 persen dari total kapitalisasi bisnis perumahan di Indonesia.

Selain itu Jabodetabek juga barometer bagi kota lain. Begitu sebuah produk populer di kawasan megapolitan itu, tinggal menunggu waktu untuk menular ke kota-kota lain. Dari 100 perumahan menengah dan menengah atas di Jabodetabek yang disurvei HousingEstate sepanjang Desember 2006 – Mei 2007, sebanyak 36 memakai baja ringan, 32 masih menggunakan rangka kayu, tiga memakai kombinasi kayu dan baja ringan, satu dak beton, dan 28 tidak menjawab. Kebanyakan pengguna baja ringan adalah perumahan menengah atas. Perumahan menengah baru sedikit.

Antirayap


Jangan heran perumahan di Jakarta yang hampir seluruhnya terbilang perumahan menengah atas, paling banyak memakai baja ringan (12 dari 17 perumahan yang disurvei). Sementara di Bogor dan Depok, masing-masing baru empat dari 24 dan 14 perumahan yang disurvei yang memakainya, di Tangerang 11 dari 32 perumahan, dan di Bekasi enam dari 13 perumahan.

Menurut M Harrys H, Marketing Manager PT Citrakarsa Hansaprima, developer Permata Depok Regency, Depok-Jawa Barat, selain persoalan biaya yang lebih mahal, pemakaian baja ringan di perumahan menengah juga terkendala pemasangan yang harus oleh fabrikator/aplikator resmi. “Jadi, kita harus menunggu karena mereka juga mengerjakan proyek lain,” katanya.

Untuk perumahan menengah yang serah terima rumahnya rata-rata enam bulan, hal itu menyulitkan. Karena itu pemakaian baja ringan di perumahannya bersifat opsional. “Konsumen kita anjurkan memakai karena lebih tahan lama. Tapi, mereka harus mau nambah biaya dan menunggu aplikator memasangnya. Jumlah aplikator baja ringan kan belum banyak,” jelasnya.

Tidak semua developer bisa menyebutkan merek baja ringan yang dipakainya. Sebanyak 10 perumahan hanya menyatakan memakai baja ringan tanpa menyebut merek. Beberapa menyebut nama tanpa bisa menjelaskan apakah yang disebut itu merek atau nama fabrikator/aplikatornya. Meskipun demikian hasil survei ini cukup menjelaskan preferensi perumahan di Jabodetabek terhadap merek baja ringan.

Smartruss tercatat sebagai merek yang paling banyak dipilih (dipakai di tujuh perumahan), disusul Global Steel/Universal Truss (4), Pryda Steelfast (2), Steeltrust (2), Jaindo (2), dan lain-lain (lihat tabel). “Kami masih menjadi market leader karena kualitas konsisten, tidak terpengaruh perubahan cuaca,” kata Willius Suwandana, Presiden Direktur PT BlueScope Lysaght Indonesia.

Umumnya developer beralih memakai rangka baja ringan karena kayu berkualitas kian mahal dan sukar diperoleh. Suplai kayu yang ada makin jelek, gampang lapuk atau dimakan rayap. Sebaliknya baja ringan antirayap dan pelapukan, pemasangan lebih cepat, presisi, dan tahan lama (di atas 20 tahun). “Jadi, biar pun lebih mahal, secara keseluruhan baja ringan lebih efisien,” kata Ali Hanafia Lijaya, developer perumahan Taman Nirwana, Bekasi Timur, yang memakai Universal Truss.

Terbanyak perumahan


 

Menurut Soebrata Onggowasito, General Manager PT Pryda Indonesia, di luar soal rayap, secara struktur rangka kayu yang besar dan solid sebenarnya lebih kuat ketimbang baja ringan. Hanya harganya makin tidak kompetitif. “Karena itu semua lari ke baja ringan. Di Jakarta hampir 70 persen rumah sudah pakai baja ringan. Rangka baja ringan bukan lagi alternatif, tapi mau nggak mau harus dipakai karena kayu bermutu makin mahal,” katanya.

Hal senada diutarakan Bambang Nusanegara, Manager Operasional PT Graha Mitra Gita Lestarindo. ”Menurut saya tren penggunaan baja ringan di perumahan akan makin meningkat, karena rangka kayu makin susah diperoleh. Apalagi, pemain baja ringan kian banyak dan orang makin familiar,” katanya. Harga rangka atap baja ringan saat ini berkisar antara Rp120 ribuan – Rp190 ribuan/m2 termasuk pemasangan, atau lebih mahal 10 – 20 persen dibanding rata-rata konstruksi rangka atap dari kayu.

Meskipun demikian ada juga perumahan yang semula memakai baja ringan, kembali menggunakan kayu. Sebutlah Kota Wisata di Jl Trans Yogi (Bogor), yang pindah ke Pryda (kayu) dari tadinya memakai Smartruss. “Di mock up-nya rangka baja ringan memang terlihat kokoh karena bentangnya pendek. Tapi, kalau sudah dipasang pada atap betulan yang bentangnya lebar, lama-lama bisa melengkung. Satu profil saja melengkung, panel lain akan terpengaruh,” kata Elena Trisnawati, GM Marketing Kota Wisata. Ia merujuk pada kejadian di beberapa kota yang konstruksi rangka atap baja ringannya melorot atau rubuh.

Yang memakai rangka atap baja ringan kebanyakan masih proyek perumahan. Rumah perorangan (ritel) baru sedikit. Produk PT Graha Mitra Gita Lestarindo misalnya, 75 persen dipakai proyek perumahan dan 25 persen rumah perorangan. Sedangkan pangsa pasar rangka baja ringan Pryda, fifty-fifty antara proyek dan ritel.

Hal itu terkait dengan sistem order rangka atap baja ringan yang bersifat customized (tergantung spesifikasi atap rumah pemesan). Pesanan dan pemasangan harus melalui fabrikator/aplikator resmi. Padahal, Smartruss saja sampai kini baru punya 20-an fabrikator/aplikator di seluruh Indonesia, dan Pryda 15 fabrikator/aplikator. Karena itu pemakaian rangka atap baja ringan belum bisa semassal rangka kayu. Yoenazh, Diyah, Amel

 


 

Jangan Tergiur Harga Murah

 

Di satu sisi makin banyaknya pemain baja ringan, kian baik buat konsumen. Mereka makin familiar dan kian mudah memperolehnya. Tapi, di sisi lain risikonya juga makin tinggi. Pasalnya, sampai kini Indonesia belum memiliki standar konstruksi baja ringan. Jadi, kita tidak tahu apakah semua sistem rangka baja ringan itu cukup aman. Karena itu Anda perlu hati-hati memilih.

 

Memesan rangka atap baja ringan mirip memesan pakaian pada tukang jahit. Bahannya boleh kita pilih sendiri, dari yang kasar sampai yang halus. Bentuk pakaian sesuai dengan postur pemesan. Untuk itu tukang jahit akan mengukur badan kita sebelum membuatkan pakaian. Jadi, bahan boleh sama, tapi tidak ada desain dan ukuran seragam untuk semua pemesan.

 

Dalam kasus rangka baja ringan, ada yang hanya bertindak sebagai tukang jahit atau aplikator, sementara bahan baku dipasok atau diambil dari pihak lain, ada pula aplikator sekaligus produsen bahan baku atau pabrikannya. Yang terakhir ini jumlahnya sedikit. Yang manapun, pesanan hanya bisa dilakukan ke pabrikan/aplikator resmi. Anda tidak bisa membeli profil rangka baja ringan dan menyuruh sembarang tukang memasangnya.

 

Rangka baja ringan dipasarkan sudah berikut pemasangan dengan garansi 5 – 25 tahun. Aplikasi tergantung desain atap, tingkat kemiringan, jenis dan ukuran penutup atap, dan lain-lain. Sebelum dipasang, aplikator akan mengumpulkan data-data itu,menganalisisnya dengan software khusus untuk menentukan desain rangka atap yang paling tepat, termasuk kebutuhan profil, ketebalan, sampai jumlah screw, gambar kerja dan pemasangan, dan lain-lain.

 

Analisis mencakup pembebanan sesuai jenis genteng, manusia, curah hujan, berat plafon menurut tipe lampu, tekanan beban dan angin, hingga letak parabola dan water heater jika ada. Setiap merek memiliki software berbeda. Smartruss misalnya, memakai Supracadd, Steeltruss menggunakan framecad pro, Steelfast memakai Pryda Roof, ketiganya teknologi dari Australia. Profil dari merek A hanya bisa dianalisis dan didesain dengan software dari merek yang sama.

 


Mencuri bracing

Pastikan Anda memilih aplikator/fabrikator yang memiliki software sendiri. Jangan tergiur iming-iming harga murah. Pasalnya, rangka baja ringan bukan sekedar profil yang disambung-sambung secara knock down, tapi sistem struktur yang saling mengikat sehingga kokoh menahan beban. “Rangka atap adalah struktur di atas rumah. Kalau roboh orang bisa celaka. Jadi, hati-hati memilih. Hampir tiap bulan ada rangka atap baja ringan yang roboh,” kata Soebrata.

Ia menyebutkan, karena padat dan solid, rangka kayu masih bisa diberi tambahan beban, misalnya perangkat pemanas air. “Tapi, rangka baja jangan coba-coba. Bisa fatal akibatnya. Pembebanan rangka baja ringan harus dihitung sejak awal,” jelasnya. Artinya, kalau mau menambah beban, rangka harus diperkuat atau diredesain. Order mesti diajukan ke aplikator yang sama.

 

Cermati juga sistem pemasangannya. Pryda misalnya, membuat kuda-kuda di pabrik guna menjamin semua sambungan sudah dibuat dengan benar. Jadi, sesampai di proyek sudah berbentuk segitiga. Tinggal menyatukannya dengan reng dan kaso. Bentuk kuda-kuda tidak akan berubah lagi dan memasangnya mudah. “Sebetulnya mau merek apapun kalau mengikuti aturan nggak masalah. Kita ngotot seperti itu demi menjaga kualitas,” katanya.

 

Berikutnya, perhatikan bracing atau pengakunya. Bracing berfungsi menjaga kuda-kuda agar tidak roboh dan rangka tidak mlintir (twist). Sering terjadi aplikator mencuri (tidak memasang sebagian) bracing untuk menekan harga. Memang, kalau tidak dipasang tidak berarti bangunan akan roboh. Tapi, kalau ada angin atau gempa, suatu saat akan roboh. “Dalam berbagai kasus, penyebab robohnya rangka atap baja ringan kalau tidak dicuri bracing-nya, pemasangan ceroboh. Yang paling sering dicuri bracing-nya,” ungkapnya.

 

Standar konstruksi

 

Baja ringan adalah baja canai dingin G-700 yang keras yang diproses kembali komposisi atom dan molekulnya, sehingga menjadi baja yang lebih ringan dan fleksibel. Pilih rangka yang menggunakan material terbaik, yaitu baja ringan seri G550. Cirinya, bila ditekuk-tekuk tidak meninggalkan bekas berupa kerutan bergaris. Minta produsen menunjukkan sertifikat material yang dipakainya.

 

Karena sangat tipis (0,5 – 1 mm), lembaran baja itu diprofil supaya kuat diaplikasikan di bangunan, setelah diberi coating (lapisan) antikarat dan korosi. Bentuk profil beragam. Profil Steeltruss misalnya, berbentuk kanal C. Profil Steelfast kombinasi bentuk Z, C, W dan B sesuai fungsinya dengan ketebalan antara 0,8 - 1 mm.

 

“Dengan profil yang banyak, kombinasinya juga bisa banyak. Itu kelebihan kita. Misalnya, untuk beban kecil kita pakai profil yang kecil juga supaya lebih efisien. Kalau kompetitor, mau bebannya kecil atau besar, pakai profil yang sama,” tutur Soebrata. Sedangkan Global Steel memakai kanal berbentuk U, dan Universal Truss berbentuk C yang lebih murah dan ditujukan untuk perumahan menengah. “Di Indonesia kebanyakan yang dipasarkan profil baja ringan berbentuk C,” kata Bambang.

 

Bahan coating berbeda antarsatu merek dan merek lain. Ada yang memakai aluminium, zinc, galvanis, magnesium, atau kombinasi aneka jenis coating itu. Tapi, yang perlu Anda perhatikan bukan bahan coating tapi ketebalannya, karena itulah yang menentukan ketahanan baja ringan.

 

Coating galvanis misalnya, minimum ketebalannya 180 gr/m2, dan zinc alumunium minimal 150 gr/m2. “Itu mengacu pada standar ASTM (American Standar Testing Material), bukan hanya standar produsen,” ujar Soebrata. Steelfast misalnya, mengandung coating galvanis Z220 dengan kadar 220 gr/m2. Masalahnya, bagaimana mengetahui kesahihan klaim aplikator terhadap kualitas bahan baku dan ketebalan coating profil rangka baja ringannya?

 

Ia mengakui memang sulit bagi konsumen awam, karena kita belum memiliki regulasi dan standarnya. Karena itu ia berharap pemerintah bisa membuat standar baku mengenai material dan konstruksi baja ringan itu. “Ini penting karena menyangkut keamanan konstruksi. Di Malaysia pernah terjadi rangka atapnya roboh. Produk baja ringan itu langsung dilarang untuk dipakai,” katanya.

 

Sementara ini yang bisa dilakukan konsumen adalah berupaya memilih rangka baja ringan dari fabrikator/aplikator yang memang kompeten. Jangan lupa meminta garansi dan sertifikat yang menunjukkan material baja yang dipakainya.

 

RANGKA ATAP BAJA RINGAN PALING BANYAK DIPILIH DI 100 PERUMAHAN DI JABODETABEK 2007

 

Jumlah Disurvei

Merek

Pemilih

Persentase

100 perumahan

Kayu

31

31

 

Tidak menjawab

28

28

 

Baja ringan

10

10

 

Smartruss

7

7

 

Global Steel/Universal Truss

4

4

 

Pryda Steelfast

2

2

 

Steeltruss

2

2

 

Karangpilangtruss

2

2

 

Jaindo

2

2

 

Baja ringan/kayu

2

2

 

Smartruss/kayu

1

1

 

Smartruss/Jaindo

1

1

 

Pryda (kayu)

1

1

 

Jayatruss

1

1

 

Anchor

1

1

 

Aneka Baja

1

1

 

Karya Guna Baja

1

1

 

Cahayatruss

1

1

 

Uniontruss

1

1

 

Dak beton

1

1

 

Sumber: Survei Majalah HousingEstate, Desember 2006-Mei 2007